Jumat, 01 Oktober 2010

Jakarta Sudah Tenggelam Sejak Masa Kerajaan

Sejak dulu, Jakarta didominasi puluhan rawa dan dilintasi puluhan sungai.

Kamis, 23 September 2010
Eko Priliawito, Zaky Al-Yamani

VIVAnews - Prediksi Jakarta akan tenggelam bisa dipastikan kebenarannya. Karena Jakarta merupakan kota air yang dikelilingi sungai dan rawa.
Menurut sejarahwan Betawi Ridwan Saidi, pesatnya pengurukan dan pembangunan mengakibatkan terjadinya penurunan daratan Jakarta dalam beberapa tahun ini.
Ridwan menambahkan, Jakarta sejak dahulu bukanlah tempat hunian. Karena wilayah Jakarta didominasi puluhan rawa dan dilintasi puluhan sungai. Daratan Jakarta yang bisa dihuni biasanya dinamakan Pulo, itu yang biasa dihuni.
"Sementara selebihnya sungai dan rawa" ujar Ridwan Saidi dalam diskusi "Jakarta Tenggelam," di Fadli Zon Library, Jalan Danau Limboto C2/96, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Kamis 23 September 2010.
Hal ini terbukti dari tidak adanya kerajaan besar pada jaman dulu yang mendirikan pusat pemerintahan di Kota Jakarta. "Misalnya kerajaan Padjajaran yang malah berada di Pakuan dan jauh dari Jakarta," ujar Ridwan Saidi.
Namun, saat Belanda melakukan pendudukan di Indonesia, mereka melakukan pengurukan di sejumlah wilayah di Jakarta. "Dilakukan pengurukan oleh Belanda. Di antaranya puluhan anak sungai diuruk tanah oleh Belanda untuk dijadikan hunian," ujar Ridwan Saidi.
Karena itu, banyak anak sungai yang hilang karena pengurukan itu. Seperti tidak adanya Sungai Cirangil yang dulu melintas di daerah yang sekarang berdiri Hotel Sultan (dulu Hotel Hilton).
Ridwan menilai akibat pengurukan yang serampangan di wilayah Jakarta, mengakibatkan penurunan tanah serta amblasnya permukaan daratan Jakarta.
"Ini sebenarnya kota air. Tapi karena serampangan diuruk Belanda jadi mengakibatkan amblasnya tanah di beberapa daerah," ujar Ridwan lagi.
Kondisi ini terus berlanjut hingga sekarang seperti terus dilakukannya pengurukan. Kawasan yang tidak layak huni itu antara lain, Rawa Badak. Tapi kalau sekarang kan namanya diubah biar lebih modern dan diminati masyarakat untuk dihuni.
Seperti wilayah Kelapa Gading, dulunya bernama Rawa Kucing, Pantai Indah Kapuk dulunya bernama Rawa Kunyuk karena dulu di sana memang banyak monyet.
Menurut Ridwan, solusi yang harus dilakukan saat ini oleh Pemprov DKI adalah menstop pembangunan sebagai satu-satunya obat. Selain itu, pemerintah juga harus memulai mengkaji dan mentata ulang perencanaan tata ruang DKI Jakarta.
"Memang kita nggak bisa kembalikan kondisi Jakarta sekarang seperti jaman Prabu Siliwangi. Tapi setidaknya Pemerintah DKI Jakarta mengembalikan plan Jakarta.ke mainsterem perencanaan tradisional," ujar Ridwan. (adi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar