Sabtu, 27 Februari 2010

Menghadapi anak balita hiperaktif

Ditulis oleh Ari Darwati

Di dalam lingkungan kita tidak sedikit dan pernah kita jumpai anak seusia balita yang mengalami gangguan aktivitas dan perhatian dengan kata lain mengalami gangguan berupa hiperaktif dan gangguan kurang konsentrasi.

Menurut pendapat dr. Khairina,SpKJ & Dr. Eko Budi Koendhohori, MKes (Al Falah / Pebruari 2009) mengenai Bagaimana Mengajari Anak Hiperaktif. Beliau menyarankan kepada keluarga terdekat khususnya para orang tua dalam mengajari anak Hiperaktif sebaiknya melakukan pembelajaran dengan cara kreatif sambil bermain.

Para orang tua disarankan untuk ikut serta dalam membangun kreatifitas si anak hiperaktif tersebut Misalkan dengan mengajari anak untuk mengerti angka dan huruf dalam bentuk penuangan imajimasi kedalam tehnik mewarnai. Biasanya anak usia balita amat suka dengan pelajaran mewarnai. Selain itu perlu juga dilakukan cara pengembangan bakat sekaligus mengarahkan untuk menemukan bakat si anak hiperaktif tersebut misalkan, renang, olah raga dan bermain.

Anak hiperaktif kerap menyusahkan orang tua dalam merawatnya karena anak seperti itu terlalu banyak gerak. Anak hiperaktif juga cenderung pelupa, kurang teliti , tidak sabaran , bicaranya kasar, suka memukul dan tidak tahan stres alias mudah marah / ngambek. Disinilah peran serta orang tua amat dibutuhkan dalam membina mental anak hiperaktif tersebut agar bisa menjalani hidup seperti anak seusianya. Lakukan cara bijak dan sabar untuk membinanya.

Para orang tua dan pengasuh anak hiperaktif tidak perlu melakukan tindakan keras misalkan memberi cubitan atau sampai dengan tindakan memukul. Karena dikhawatirkan justru makin berdampak negatif bagi mental si anak.

Lalu pertanyaan yang timbul dalam benak kita adalah bagaimana seharusnya kita bersikap dalam menghadapi anak dalam masa perkembangan seperti itu?

Jangan pelit untuk memberikan pujian kepada anak kita saat ketika dia mampu melakukan suatu tindakan positif sehingga melatih anak untuk menangkap rasa kedekatan dan pujian dari orang terdekat yang dia cintai. Rasa kedekatan tersebut antara anak dengan orang tua akan memacu dan mendorong serta mengarahkan anak kearah yang lebih baik. Itu merupakan modal anak dalam mengungkapkan imajimasinya.

Dalam mengajari anak lakukan sambil bermain, mendengarkan dongeng dimana ada nasehat yang baik untuk anak terutama saat hendak tidur dimana gelombang otak anak sedang tenang. Sekaligus mengarahkan anak untuk belajar membaca mungkin itu lebih efektif dari pada memberi anak hukuman atau omelan yang tidak penting / kata hukuman untuk anak.

Jangan sekali-kali melontarkan kata-kata yang terkesan menyudutkan atau memaksa si anak karena dikhawatirkan justru tanpa disadari akan mendidik anak mempunyai sifat pemberontak.

Pada orang tua yang tidak mengerti dalam menghadapi perkembangan anak yang demikian justru cenderung menilai anak hiperaktif merupakan sosok anak nakal dan sulit diatur. Padahal tidak harus demikian. Jangan paksakan perkembangan anak hiperaktif untuk sama dengan anak seusianya sementara anak hiperaktif memang tidak mampu untuk berlaku seperti anak seusianya? Tidak bisa diam dan konsentrasi.

Sebagai orang tua yang memiliki anak hiperaktif harus menyiapkan mental dalam mengasuh putra atu putrinya. Peran orang tua amat dibutuhkan untuk anak hiperaktif karena anak dengan gangguan aktifitas dan perhatian sulit diasuh orang lain atau pembantu karena secara fitrah hubungan bathin antara orang tua dan anak amat dekat dan itu sudah Allah SWT kodratkan.

Jangan mudah menyerah dan selalu minta petunjuk serta pertolongan Allah SWT. Apapun keadaan anak kita adalah anugrah yang terindah dari Allah SWT dan kita wajib menjaga serta mendidiknya dengan baik. Insya Allah anak pada akhirnya akan bisa dengan kehendak Allah hanya waktunya yang dibutuhkan lebih lama untuk bisa mengerti dibanding anak seusianya. Jangan lelah untuk berdoa dan berikhtiar. Apabila ada kendala yang amat menyulitkan yang tidak bisa teratasi disarankan untuk konsultasi kepada psikolog atau psikiater. Dan semoga kita diberi kekuatan hati untuk selalu ikhlas menerima dan menjalankan kehendak dari Allah SWT. Amin.

 (Original posted by Ari Darwati – TIDAK DILARANG KERAS UNTUK MENYEBARKAN TULISAN INI )

 Sumber : http://www.matabumi.com/cerita/menghadapi-anak-balita-hiperaktif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar