Rabu, 10 Maret 2010

Blowing Balloon Tingkatkan Konsentrasi Anak Autis

Oleh: Badrut Tamam, Guru SDN Mriyunan, Sidayu, Gresik

 

Pendekatan "bermain sambil belajar" umumnya diberikan untuk anak prasekolah, taman kanak-kanak, dan anak usia SD. Pendekatan itu efektif karena dapat meningkatkan kemampuan kognitif, memenuhi perasaan ingin tahu, kemampuan inovatif, kritis, dan kreatif, juga membantu mengatasi perasaan bimbang dan tertekan. Dengan merancang pelajaran tertentu untuk dilakukan sambil bermain, anak belajar sesuai tuntutan taraf perkembangannya.

Pendekatan bermain sambil belajar tidak hanya efektif untuk anak normal. Berdasar kegiatan yang penulis lakukan, pendekatan tersebut juga dapat diterapkan untuk anak autis.

Pendekatan bermain sambil belajar untuk anak autis dilakukan dalam rangka meningkatkan konsentrasi anak agar dapat mengikuti pembelajaran. Sebab, kemampuan konsentrasi anak autis berbeda dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) lain. Tandanya, kontak mata sangat kurang, ekspresi wajah kurang hidup, gerak-gerik kurang tertuju, serta kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional timbal balik.

Untuk itu, diperlukan permainan yang dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi anak selama pembelajaran berlangsung. Misalnya, permainan blowing balloon dapat dimanfaatkan guru pembimbing khusus (GPK) sebagai alternatif permainan sekaligus kegiatan belajar mengajar dalam mengenalkan konsep "besar-kecil" bagi anak autis.

Caranya, sebelum memulai permainan, GPK mempersiapkan alat/bahan. Permainan blowing balloon bisa dibeli di toko mainan, toko makanan kecil, pasar, dan tempat-tempat yang menjual mainan anak. Permainan itu terdiri atas pasta blowing balloon dalam tube kecil dan sedotan kecil sebagai alat tiup.

Setelah siap, GPK menunjukkan, bila perlu memberikan, alat permainan tersebut kepada anak autis agar anak tertarik. GPK lalu mencontohkan cara menggunakan permainan tersebut. Misalnya, untuk mengenalkan konsep "besar", GPK mengambil pasta blowing balloon lebih banyak agar saat ditiup, blowing balloon yang terbentuk juga besar. Untuk mengenalkan konsep "kecil", GPK mengambil pasta blowing balloon lebih sedikit agar saat ditiup blowing balloon yang terbentuk juga kecil.

Begitu blowing balloon besar dan kecil sudah terbentuk, guru mengajak anak autis memantul-mantulkannya ke udara sambil mengucapkan "besar" bila yang dipantulkan blowing balloon besar. Demikian pula, anak diajak mengatakan "kecil" bila yang dipantulkan blowing balloon kecil.

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengenal konsep "besar-kecil", GPK memberikan perintah sederhana. Misalnya, tunjuk mana blowing balloon yang besar dan mana blowing balloon yang kecil. Untuk mengetahui sejauh mana anak autis mengingat blowing balloon yang sudah ditunjuk, GPK memberikan perintah sederhana "ambil". Maksudnya, ambil blowing ballon yang besar dan ambil blowing ballon yang kecil.

Berdasar pengalaman penulis, permainan blowing balloon mampu meningkatkan konsentrasi anak autis hingga 75 persen dan dapat dijadikan alternatif permainan untuk mengenalkan konsep besar-kecil. (soe)

 

Sumber : http://www.klubguru.com/2-view.php?subaction=showfull&id=1237282105&archive=&start_from=&ucat=2&do=artikel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar