Rabu, 10 Maret 2010

Percobaan Rine

Percobaan                               : Indera pendengaran dan keseimbangan

Nama Percobaan                    : Percobaan Rine

Nama Subjek Percobaan       : Ibnu Farid

Tempat percobaan                 : Laboratorium Psikologi Faal

a. Tujuan Percobaan              : Untuk membuktikan bahwa transmisi melalui udara lebih baik daripada tulang

b. Dasar Teori                        : Ada 2 macam tes rinne , yaitu :

a. Garputal 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya

b. Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak lurus pada planum mastoid pasien. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus. Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid). Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang.

Ada 3 interpretasi dari hasil tes rinne :

1) Normal : tes rinne positif

2) Tuli konduksi: tes rine negatif (getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama)

3) Tuli persepsi, terdapat 3 kemungkinan :

a) Bila pada posisi II penderita masih mendengar bunyi getaran garpu tala.

b) Jika posisi II penderita ragu-ragu mendengar atau tidak (tes rinne: +/-)

c) Pseudo negatif: terjadi pada penderita telinga kanan tuli persepsi pada posisi I yang mendengar justru telinga kiri yang normal sehingga mula-mula timbul.

Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun pasien. Kesalah dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak tegak lurus, tangkai garputala mengenai rambut pasien dan kaki garputala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal.

Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garputala saat kita menempatkan garputala di planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garputala sudah berhenti saat kita memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus.

c. Alat Yang Digunakan         : Garputala

d. Jalannya Percobaan           : a.       -  Garputala dipukul ke besi

                                                            -  Setelah itu taruh garputala di atas kepala

- Setelah suara garputala berhenti, dekatkan garputala ke telinga

                                                 b.        - Garputala dipukul ke besi

                                                            - Setelah itu taruh garputala ke belakang telinga

-  Setelah suara dari garputala hilang, dekatkan garputala ke telinga

e. Hasil Percobaan                 :.Garputala yang awalnya ditaruh di atas kepala hingga suaranya hilang, kini setelah suaranya hilang dan ketika diletakkan ke telinga, garputala masih berbunyi tetapi berupa dengungan saja.

                                                            Garputala yang awalnya diletakkan di belakang telinga hingga suaranya tidak terdengar lagi, kini masih berdengung tetapi suara dengungnya tidak sekeras seperti garputala yang awalnya ditaruh di atas kepala.

·        Semakin besar garputala, makin berat suaranya

·        Garputala dan telinga yang sejajar menghasilkan hantaran suara yang bagus

·        Pada orang tua, elastisitas Membrane Thympani kuran sehingga terkadang indera pendengarannya kurang berfungsi dengan baik

·        Membrane Thympani menggeparkan Maleus Incus Stapes sehingga terdengar suara

f. Kesimpulan             : Ada 3 interpretasi dari hasil tes rinne :

1) Normal : tes rinne positif

2) Tuli konduksi: tes rine negatif (getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama)

3) Tuli persepsi, terdapat 3 kemungkinan :

a) Bila pada posisi II penderita masih mendengar bunyi getaran garpu tala.

b) Jika posisi II penderita ragu-ragu mendengar atau tidak (tes rinne: +/-)

c) Pseudo negatif: terjadi pada penderita telinga kanan tuli persepsi pada posisi I yang mendengar justru telinga kiri yang normal sehingga mula-mula timbul

g. Daftar Pustaka                   : Neeya_koizora. 2009. Pemeriksaan Audiometri,

Rinne, Weber test dan Scwabach test. http://pemeriksaantespendengaran.blogspot.com/. 03 Maret 2010

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar